Search

Pesawat Boeing 737-300 Garuda Indonesia jatuh januari 2002 (arsip)

Admin CHELSEARI on Minggu, 17 Oktober 2010


TITULARES: ATERRIZAJE DE EMERGENCIA DE BOEING 737 EN INDONESIA
KLATEN – Pesawat Boeing 737-300 Garuda Indonesia terhindar dari kondisi lebih fatal dalam kecelakaan di Klaten, Jawa Tengah, sore kemarin. Pilot M. Rozak yang mengendalikan pesawat angkut berpenumpang 54 orang itu mampu memilih tempat mendarat darurat di sungai setelah mesin pesawat tersebut diduga mati.

Kecelakaan ini terjadi hanya selang dua hari dari peristiwa gagal take off yang dialami pesawat milik Lion Air di Pekanbaru. Yang menarik, pesawat Lion Air itu juga berjenis Boeing 737. Akibat kecelakaan ini, roda pesawat patah dan tujuh penumpang luka.

Dalam kecelakaan kemarin, pesawat GA 421 yang terbang dari Ampenan, Mataram, pukul 16.35 Wita (15.35 WIB) itu mendarat di Sungai Bulukan (anak Bengawan Solo), Desa Serenan, Juwiring, Klaten, Jawa Tengah.
Seharusnya pesawat itu tiba di Bandara Adisucipto, Jogjakarta, pukul 16.37.
Waktu kecelakaan sekitar pukul 15.50 WIB. Saat itu suasana memang belum gelap, namun cuaca buruk. Badai campur hujan. Meski begitu, pilot Rozak berhasil mendaratkan pesawat itu ke tengah sungai, tidak di sawah atau permukiman di dekatnya.

Saksi mata Mulyono menyebutkan, suara keras terdengar begitu badan pesawat meluncur di sungai yang dalamnya sekitar satu meter itu. Pesawat itu lalu meluncur beberapa puluh meter dan berhenti setelah sayap kanannya menghantam tepian kali dan patah.

’’Sebelumnya, pesawat itu kelihatan oleng. Di sayap kirinya ada asap mengepul,” kata Mulyono yang saat itu sedang memancing di kali tersebut.
Saksi lainnya, Suratno, menyatakan bahwa pesawat itu sempat berputar-putar di udara.

Pendaratan darurat di sungai itu memakan korban juga.
Seorang pramugari, Santi Anggraini, 25, tewas. Jenazah korban yang ditemukan 4 km dari lokasi masih disemayamkan di RSI Klaten. Diduga, korban melompat saat pesawat mendarat dan masih melaju. Kepalanya berdarah-darah, kakinya patah.

Menurut kesaksian H Lalu Muhammad Sar’i, 55, tubuh pramugari itu melayang dan tercebur ke kali. ’’Saya melihat ada seorang wanita yang melayang, lalu tercebur,’’ ujarnya. Sar’i adalah salah satu penumpang yang selamat.
Tak jauh dari lokasi, ditemukan selembar KTP atas nama M. Fatimah, 24. Hanya, pemiliknya belum ditemukan. Apakah dia juga korban pesawaat nahas itu? Masih dalam penyelidikan.

Selain itu, 24 penumpang dirawat, 12 di antaranya luka berat. Korban dilarikan ke RSt dr Oen, Sukoharjo. Penumpang yang selamat segera dievakuasi ke Hotel Cakra, Solo, sekitar 25 km dari tempat kecelakaan. Sedangkan pilot M. Rozak dikabarkan selamat dan dievakuasi ke tempat lain. Dia diduga dalam keadaan stres.

Yang mengharukan, tiga bayi dan satu anak balita yang ikut dalam penerbangan itu selamat.
Mereka tidak mengalami cedera berarti dan langsung mendapatkan pertolongan medis.

Badan pesawat yang nyungsep ke sungai itu masih utuh sekalipun sayap kanannya patah.
Sebab, saat terjatuh, badan pesawat mendarat tepat di tengah sungai. Sebagian badan pesawat yang melintang tenggelam pada kedalaman sekitar satu meter.

Berita jatuhnya pesawat itu segera menyebar luas. Tak lama kemudian, masyarakat di sekitar lokasi kejadian berdatangan untuk memberikan pertolongan. Menurut saksi, sejumlah penumpang yang selamat berebut keluar dari pesawat.

Petugas Lanud dan polisi setempat segera menuju ke TKP untuk melakukan evakuasi. Namun, warga sekitar sudah memenuhi jalan menuju TKP. Akibatnya, petugas kesulitan mendekati lokasi kejadian. ’’Kondisi itu terus terang memperlambat upaya evakuasi,’’ keluh Kapolwil Surakarta Kombes Teuku S. Guliansyah di TKP.

Sementara itu, Komandan Lanud Adi Sumarmo Solo Kolonel Penerbang Boy Syahrul Qommar dalam penjelasannya mengatakan bahwa sebab-sebab kecelakaan belum diketahui. Pihaknya segera membentuk tim investigasi untuk menyelidiki penyebab kecelakaan melalui kotak hitam yang dapat diselamatkan.

’’Sampai sekarang, kami masih berusaha mengidentifikasi sebab-sebab kecelakaan. Apakah mesin mati atau ada kerusakan lain. Yang jelas, kotak hitam sudah bisa kami amankan,’’ terang Boy.

Boy mengungkapkan, pesawat seharusnya tiba di Jogjakarta pukul 16.37.
Namun, pada pukul 16.25, Bandara Adi Sucipto Jogjakarta kehilangan kontak dengan pesawat. ’’Baru sekitar pukul 17.00 pihak bandara dihubungi masyarakat yang memberitahukan adanya pesawat jatuh,’’ tuturnya.

Kesaksian Penumpang

Di antara puluhan korban selamat peristiwa jatuhnya pesawat Garuda adalah pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Nusa Tenggara Barat (DPW PKB NTB) yang berangkat ke muktamar luar biasa (MLB) di Jogjakarta.

Menurut Ketua DPW PKB NTB Drs H Ahmad Taqiuddin Mansur, sejak pesawat lepas landas dari Bandara Selaparang, Ampenan, Mataram, dia merasakan satu peristiwa yang tak biasanya terjadi.
Ketika take off, rasanya tidak mulus. ’’Saat lepas landas dari bandara, ada sesuatu yang lain seperti sentakan. Padahal, biasanya tak terjadi seperti itu. Apalagi ini pesawat besar, bukan kecil,’’ ungkap Mansur yang hidungnya mendapat sembilan jahitan akibat terbentur kursi di depannya itu.

Yang unik, dia bersama dua rekannya sempat bercanda di atas pesawat soal kemungkinan adanya pesawat jatuh. Dia mengaku pernah diperingatkan rekan-rekan anggota DPRD NTB agar tidak melintas di daerah Jogjakarta ketika sore. ’’Maksudnya, karena cuaca yang tak baik,’’ tuturnya.

Dia duduk di kursi 17F, berdampingan dengan dua rekannya, Abdul Hamid, dan sekretarisnya, Marina Nardi.
’’Sebelum kejadian, saya melihat wajah kru pesawat pucat. Tapi, mereka tak mengatakan pesawat akan mendarat darurat.’’

Ketua Dewan Syuro DPW PKB NTB Abdul Hamid Faizal mengungkapkan, sebelum pesawat mendarat darurat, dirinya merasakan badai yang menghantam.
Lantas, ada komando agar para penumpang mengencangkan sabuk pengaman. ’’Saya kira sudah akan landing (mendarat, Red) di Adi Sucipto, Jogja. Ternyata, mendarat darurat di sungai,’’ ungkapnya. (jpnn)

Nama korban yang kini masih dirawat RS dr Oen Solo Baru adalah:

1. Ny Hartini (Ny Gatot Suherman), 66, warga Jl Langko 11 Ampenan, Lombok, NTB, luka sedang.

2. Ny Sutaning, 24, warga Cikokol Barat IV/27 A Jaksel, luka sedang.

3. Ny Reni Sukrowati, 23, warga Jl R.A. Kartini 66 Komodo I/20 Kemasan Mojok, Mataram, luka sedang.
4. An. Jamilah, 7 bulan, warga Jl R.A. Kartini 66 Komodo I/20 Kemasan Mojok, Mataram, luka ringan.

5. Ny Suci Hanianti, 56, (belum diketahui alamatnya), luka ringan.

6. Tn Maninah, 45, luka ringan.

7. Abdul Hamid, luka ringan.

8. Tn Farhan, 25, warga Suraraya I/19 Bandung, luka ringan.

9. Ny Maraita, warga Suraraya I/19 Bandung, luka ringan

10.
Ny H Euis Daryani, warga Sentosa Asih 32 Bandung, luka ringan.

11. Ny Novita Buya, Blok U2 No 30 Kencana Loha, Tanggerang, luka sedang.

12.Tn Husnul Khotimi, Jl Praya Tengah, Lombok, luka berat

13. Ny Ratna Jupri, Jl Condet Raya 52 Jakarta, luka sedang.

14. Ny Ratu Sofia , BSD Blok IV No 6 Tanggerang, luka sedang.

15. Tn Gatot Suherman, Jl Langka 11 Ampenan, Lombok, NTB, luka berat.
16. Hj Achmad Tohir

17. Tn Suhardo Harjodisastro, Jl Lawu 2A, Guntur, Bandung, luka ringan

18. Nn Kurniati, warga Karangmakam Desa Kuripan, Kecamatan Kuripan, Lombok Barat, luka berat.

19. Bp Gema, 47, warga Reung Hegar I/14 Bandung

20. Dr Ratna Dewi, Puskesmas Tanjung Karang, Mataram, luka berat.

21. Tasril Wahid

22. Ny Sri Samsinah, Jl Lawu 2A, Guntur, Jaksel, luka berat.
23. Rafida, 21 bulan, warga Pantisari II Kepatihan, Solo, luka ringan.
24. Santi (pramugari pesawat), meninggal.

Data korban selamat:

1. Farhan Supangkat

2. Manaita

3. Nur Pelupessy

4. Suresh Koemar

5.
Cristiansen

6. Suyanto

7. Putribana

8.
H Mawardi

9. Rusdi

10. F.X. Iswanto

11. Dede

12. Adi Budi

13. Sembiring

14. Dedi Sudedi

15.
Dony S.

16. Ida Ayu Sri Suryadi

17. Sazali

18. Linda

19. Olivia

20. Singgih

21. Gema

22. Paramita

23. Komang Ginasta

24. Wayan Kastana

25.
Ely

26. Gatot Suherman

27. Samsinah Suhardo

28. Hartini

29. Suci Suryanti

30. Tasril Wahid.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar